Rabu, 19 September 2012

ELECTRICAL FISHING


Makalah

ELECTRICAL FISHING

                                                 Nama                 :     Arizal Pratama
                                                 Nim                     :     L 23 111 252
                                                 Prog. studi        :     Pemanfaatan SD Perikanan
                                                Kelas                   :     D
                                                 Dosen                 :     Dr., Muhammad Kurnia, S.Pi.,M.Sc


MATA KULIAH DASAR DASAR PENANGKAPAN IKAN-D
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
            Penangkapan ikan merupakan salah satu yang profesi yang telah lama di lakukan oleh manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal yang telah lama melakukan kegiatan penangkapan, dengan menggunakan tangan kemudian  profesi ini berkembang terus secara perlahan lahan dengan menggunakan berbagai alat yang masih sangat tradisional yang terbuat dari berbagai jenis bahan seperti, batu, kayu, tulang dan tanduk.
            Pada abad ke 20 dan memasuki abad ke 21 berbagai Negara telah berlomba dalam mealkukan modernisasi teknologi penangkapannya. Hingga di temukan teknologi penangkapan ikan yang menggunakan teknologi listrik  atau electric fishing.

B. Rumusan Masalah
            a. Apa yang di maksud dengan electrical fishing
b. Bagaimana metode penggunaan electrical fishing
c. Pengaruh electrical fishing dan efisiensi electric fishing






BAB II
PEMBAHASAN
A. Umum
            Electrical fishing di kembangkan di berbagai tempat pada lingkungan yang berbeda. Sebagai pemegang hak paten pertama di berikan kepada Mr. Isham Baggs pada tahun 1863. Setelah itu penelitian tentang kemungkinan pengembangan “electrical Fishing” banyak di lakukan di jeran antara lain oleh mach 1875 dan herman 1885. Di inggris pada tahun 1896 loeb dan Maxwell membuktikan bahwa ikan dapat di paksa menggunakan arus listrik dalam air. Blasius dan switcher tahun 1893 mendapatkan suatu keadaan dimana ikan tampaknya tidur dengan tubuh yang lemah apabila berada pada pengaruh anoda (cowx and lamrque).
            Pemanfaatan electrical fishing untuk tujuan penangkapan ikan telah di kembangkan utamanya di jerman oleh holzert pada tahun 1932. Setelah perang dunia II “electrical Fishing” dan “electric screens” lebih maju khususnya oleh Danzer pada tahun 1956. Kemudian dikembangkan di amerika serikat denagn mencari sumber arus alternatif dan saat ini dengan kemajuan teknologi yang meningkat teah dapat dibuat “electrical Fishing” ringan dengan berbagai karekteristik arus yang memungkinakan pengembangannya di masa yang akan dating.
            Di samping itu, penangkapan untuk tujuan khusus dapat pula di gunakan teknik ini seperti untuk Qualitatif Sample dimana pengambilan individu lebih penting dari pengambilan populasi, misalnya hanya akan mengambil ikan ukuran dewasa atau hanya yang matang Gonad dan banyak lagi kegunaannya dalam quantitative sampling.

B. Tipe Arus dan Pangaruh Negatif
            Ada dua jenis tipe arus yang digunakan dalam electrical fishing yaitu:
1.     alternative current (AC), yaitu peristiwa tetanizes mematikan ikan dalam jumlah yang besar.
2.     Direct current (DC), yaitu menarika ikan ke arah anoda. Pada tipe arus ini biasanya menagkapnya lebih mudah dan mengurangi kerusakan ikan.
Pengaruh negatif penggunaan arus listrik:
            Didalam penggunaan electrical fishing di temui adanya efek negative terhadap ikan yaitu :
1.     Pengaruh ikan dewasa. Di dapatkan bahwa penggunaan electric fishing dapat mematikan ikan atau membuat kelelahan yang amat tinggi. Dalam beberapa kerusakan bergantung pada daya voltage, waktu pemakaian, jenis arus, spesies, dan ukuran ikan. Kematian atau cact bermula dari rusaknya tulang dan tulang belakang. Efek lain dari rusaknya arteri dorsal dan filament filame insang.
2.     Pengaruh negative terhadap telur dari ikan ikan muda (kematian) dan kerusakan) dapat berpengaruh terhadap embrio embrio dalam telur dan dapat menyebabkan kemtian pada waktu waktu tertentu. Ikan ikan sangat stress oleh arus listrik. Namun demikian, kemtian bergantung pada spesies, keadaan fisiologi, dan karekteristik arus.
Pemilihan tipe arus
            Penentuan arus yang baik untuk electrical fishing di dasarkan pada aspek penggunaan (praktis) dan aspek fisiologis. Aspek praktis meliputi:
1.     Kombinasi antara konduktivitas air tinggi dan alat yang dapat menyimpan energi dan mengurangi berat bensin
2.     Perairan yang rendah konduktivitas di pakai voltage yang tinggi
3.     Kondisi area penangkapan local yang sulit sehinnga menarik ikan ke electroda, pemakaian arus AC seabiknya di pakai DC.
4.     Kondisi penangkapan seharusnya menggunakn beberapa tipe arus.
Dari sudut pandang fisiologis arus yang dipilih tidak membuat ikan kecapean, kerusakan harus minimal, tertarik ke elektroda, dan konsumsi energi dihemat.
C. Komponen dari Sistem Electric Fishing
Peralatan dari electrical fishing
            Fungsi dari electrical fishing adalah menghasilkan stimulus electric yang sesuai ke ikan yang berada di dekat elektroda sehingga degan mudah dapat di tangkap jarring atau membuat ikan tidak bergerak atau menstimulasi ikan bergerak atau diam di mana jarring, trawl, penangkap telah siap. Dengan Alternative Current (AC) stimulus electric membuat ikan tidak mengarah dan dapat dengan mudah di tangkap denagn jaringyang di operasikan dengan tangan atau dapat meningkatkan efektifitas dari trawl.
            Komponen dari sistem electrical fishing dapat di kelompokkan ke dalam 6 sub sistem menurut fungsinya yaitu:
1.     Power supply, menyediakan energi untuk sistem (batterie, DC generator, AC generator).
2.     Power conditioner, mengubah ke dalam energi yang di kehendaki. (transformer, rectifier, and filters, choppers atau pulsed DC system).
3.     Instrumentation, member pengetahuan tentang keadaan system.
4.     Inter connection system, mengamnkan bawaan tenaga arus yang sesuai ke elektroda (disconnect and circuit protection, instrumentation, safety system)
5.     Electrodes, membawa tennaga listrik ke dalam air (Spharical electrodes, cylindrical electrodes).
6.     Auxalirity, alat tambahan utuk keberhasilan electric fishing: jaring, lampu, pompa aerator, dan sebagainya).


Menurut lamarque (1968) ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi ikan ke area electric :
1.     Panjang ikan (fish Length)
2.     Keadaan lingkungan (ecological characteristic)
3.     Temperatur, jika temperatur rendah maka konduktivitas akan meningkat dam mengakibatkan tidak berhasilnya penangkapan.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Electric Fishing
            Menurut zalewsky (1990) faktor utama yang mempengaruhi tingkat efisiensi dari electrical fishing adalah berasal dari aspek biologi dan lingkungan. Namun demikian, faktor teknis lainnya juga sangat berpengaruh. Setiap faktor memberikan pengaruh yang bervariasi terhadap efisiensi penagkapan yang banyak berhubungan sehingga pengaruh satu faktor terhadap faktor lainnya sulit ditentukan.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Electrical Fishing
LINGKUNGAN
BIOLOGIS
TEKHNIS
Abiotik
Community structure
Personel
Conductivity
Taxocene structure
Size crew
water quality
Water quality
Crew experience
Water clarity
Species composition
Motivation and abilty
Habitat
Population structure
Equipment
Habitat structure
Dencity
Equipment design
Substrate
Age structure
Maintenance
Water velocity
Spesies spesific
-
Habitat
Fish size
-
Seasonality
Behavior, Physology
Organization
Temperatur
Colour, Morphology
Site Selection
Weather

Standarization of effort

E. Keamanan Pemakaian
            Perlu diketahui bahwa penggunaan teknik ini dalam penangkapan mempunyai resiko yang tinggi, sehingga di perlukan suatu pengetahuan tentang keamanan pemakainya. Untuk menjaga keamanan dalam peamnfaatannya, maka ada hal yang perlu diketahui yaitu:
1.     Keamanan sistem
·        Peralatan harus di seleksi untuk mendapat jaminan keamanan.
·        Sedapatnya menggunakan voltage yang rendah.
·        Mengurangi penggunaan bahan metalik (besi).
·        Bagian-bagian dapat dipisahkan.
·        Penelitian tentang bahan harus terus dilakukan untuk menyempurnakan sistem.
2.     Keamanan Prosedur
·        Design alat telah memenuhi standar.
·        Orang yang bekerja telah ditraining tentang dasar pelistrikan dan prosedur operasi.
·        Semua prosedur dan aktifitas telah memenuhi standar keamanan nasional/local.
3.     Rekomendasi
·        Peralatan (konstruksi, warning device, dan seabgainya).
·        Personal (training).
·        Standardisasi prosedur keamanan operasi (checklist operasi, log books, instruksional).







KATA PENGANTAR
          Alhamdulillah, dengan segala puji bagi tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, tugas dasar dasar penangkapan ikan, makalah “Electrical Fishing”, dapat diselesaikan dengan tepat waktu,
            Buku ini di susun sebagai usaha untuk melengkapi dan memenuhi tugas sebagai mahasiswa program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan jurusan perikanan fakultas Ilmu Kelautan Dan perikanan Universitas Hasanuddin Makassar.
            Makalah ini membahas tentang penggunaan metode electrical fishing dalam melakukan penangkapan ikan, bahaya dan resiko penggunaannya dan penggambaran keadaan di lapangan.
            Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tulus kepada teman yang dengan ikhlas membantu (Muhammad Syaefuddin Kamil, Sapir Ariandi, Hamzah, Junedi) atas segala saran dan koreksinya.
            Penulis yakin bahwa dalam penyusunannya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan harapan, oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, segala saran-saran yang konstruktif dalam penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan demi penyempurnaan di masa-masa mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya dan pribadi. Amin.


Makassar, 24 April 2012

                                                                                                                     Arizal Pratama
                                                                                                           
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Electrical fishing adalah metode penangkapan ikan yang menggunakan arus listrik yang berfungsi memberikan stimulus ke ikan yang berada di dekat elektroda sehingga dapat dengan mudah di tangkap denagn jaring atau membuat ikan tidak dapat bergerak (diam) di suatu tempat dimana jaring, trawl dioperasikan, dan meningkatkan efektivitas trawl.
            Dampak negatif dari penggunaan electrical fishing tergantung pada seberapa besar voltage arus listrik yang digunakan, jika terlalu besar dapat mematikan ikan atau membuat ikan kelelahan ataupun stress, sedangkan pengaruh negative terhadap telur dari ikan ikan adalah kematian dan kerusakan embrio yang terdapat didalam telur.

B. saran
            Sebaiknya penagkapan ikan dengan menggunakan metode electrical fishing tidak dilakukan karena dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan, apalagi jika tidak di dasari oleh ilmu penangkapan denga menggunakan metode electrical fishing tersebut.






Daftar Pustaka

Cowx, I.G.. Development In Electrical Fishing. Fishing News Books. Hamberside
                     International Fisheries Institute. University Of Hull, 1990
Cowx, I.G. and P. Lamarque. Fishing With Electricity. Aplication in frewstar
                     Fisheries Management. London : Fishing News, 1990
Mallawa, Achmar. Dan Sudirman.H. Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta : Rineka
                     Cipta, 2004
                   
 


                                                                                                               




           



DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.    Rumusan Masalah
Bab II. Pembahasan
A.    Umum
B.    Tipe Arus dan Pengaruh Negatif
C.     Komponen dari Sistem Electrical Fishing
D.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Electrical Fishing
E.     Keamanan Pemakaian
Bab III. Penutup
A.    Kesimpulan
B.    Saran
Daftar Pustaka

Makalah Ikan Setuhuk Dan IKan Pedang


Makalah

IKAN SETUHUK (Makaira sp) dan IKAN PEDANG (Xiphius gladius Linnaeus)

                                                    Nama                    : Arizal Pratama
                                                                NIM                       : L23111252
                                                                Prog. Studi          : Pemanfaatan SD. Perikanan
                                                                Kelompok           : IX (Sembilan)


MATA KULIAH HASIL HASIL PERIKANAN
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
          Alhamdulillah, dengan segala puji bagi tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, tugas Mata Kuliah Hasil Hasil Perikanan yaitu makalah “IKAN SETUHUK (Xiphias sp)”, dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
            Makalah ini di susun sebagai usaha untuk melengkapi dan memenuhi tugas mata kuliah hasil hasil perikanan sebagai mahasiswa program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan jurusan perikanan fakultas Ilmu Kelautan Dan perikanan Universitas Hasanuddin Makassar.
            Makalah ini membahas tentang spesifikasi Susunan Klasifikasi, ciri biologi dan morfologi, Habitat dan Penyebarannya, serta alat yang digunakan untuk melakukan penangkapan terhadap ikan tersebut.
            Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tulus kepada teman yang dengan ikhlas membantu (Muhammad Syaefuddin Kamil, Sapir Ariandi, Hamzah, Junedi) atas segala saran dan koreksinya.
            Penulis yakin bahwa dalam penyusunannya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan harapan, oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, segala saran-saran yang konstruktif dalam penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan demi penyempurnaan di masa-masa mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya dan pribadi. Amin.









BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
            Ikan Pelagis besar adalah ikan yang umumnya berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200m. Ikan pada pelagis besar umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Sumberdaya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu Ikan Pelagis Besar seperti kelompok Tuna (Thunidae) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis), kelompok Marlin/Setuhuk (Xiphias sp), kelompok Tongkol (Euthynnus sp) dan Tenggiri (Scomberomorus spp.
Ikan pelagis (pelagic fish) disebut juga ikan berminyak adalah ikan yang memiliki minyak di jaringan tubuh mereka dan dalam rongga perut di sekitar usus. Fillet mereka mengandung hingga 30 persen minyak, meskipun angka ini bervariasi baik di dalam dan antar spesies. Contohnya termasuk tengiri, marlin/setuhuk, wahoo, tuna, sarden, salmon, trout, ikan teri, dan barakuda.
Ikan pelagis besar biasanya dapat ditemukan dekat terumbu karang atau tubiran dimana arus hangat dekat perairan pantai. Juga ditemukan di laut terbuka dengan suhu yang berubah ubah, bahkan ada beberapa ikan pelagis besar di terumbu yang dalam. Ikan pelagis besar: Ikan tuna, cakalang dan cucut ditangkap dengan teknik memancing: pancing trolling atau tonda. Umpan buatan yang umum dipakai untuk mencari ikan pelagis besar adalah: Poppers, Plugs, Crankbaits, Spooner serta Trolling lures memakai Rapala ™ dan Konahead : untuk ikan sejenis Marlin/setuhuk, Layaran dan Lemadang.
            Penyebaran ikan pelagis di Indonesia merata di seluruh perairan, namun ada beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti Cakalang (Katsuwonus pelamis), kelompok Marlin/Setuhuk (Makaira sp) dan Ikan pedang (xiphius gladius Linneus) banyak tertangkap di Selat Bali, Makassar, Ambon dan Laut Jawa, Selat Malaka dan Kalimantan, di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat. Menurut data wilayah pengelolaan FKKPS maka ikan layang banyak tertangkap di Laut Pasifik, teri di Samudera Hindia dan kembung di Selat Malaka.





b. Rumusan Masalah
·         Klasifikasi ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
·         Ciri Morfologi ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
·         Habitat dan Penyebaran ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
·         Alat tangkap yg digunakan untuk menangkap ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
c. Tujuan
1.      Mengetahui Klasifikasi dari ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
2.      Mengetahui ciri morfologi ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
3.      Mengetahui habitat dan penyebaran ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
4.      Megetahui alat tangkap untuk penangkapan ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).


BAB II
PEMBAHASAN
a. Ikan Setuhuk (Makaira sp).
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Makairae
Genus:
Makaira
Spesies:
Makaira sp
Makaira sp
Linnaeus, 1758
Ikan marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scombroid fish”, yang terdiri dari ±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di seluruh dunia, dikedalaman 400-500 meter dibawah permukaan laut dan mengadakan migrasi (ruaya) untuk bertelur. Badannya berbentuk cerutu dan panjangnya kira-kira 14,5 ft (4,5 meter) dan beratnya mencapai 1190 pounds (540 kg) untuk marlin terbesar yang pernah ditemukan. Ikan ini termasuk ikan perenang cepat, dan termasuk ikan pemakan daging atau karnivora (Abdiawan 2008).
Ada beberapa jenis ikan marlin. Black marlin atau marlin hitam dalam bahasa ilmiah disebut Makaira indica. Kemudian ada blue marlin atau marlin biru (Makaira nigircan). Sailfish atau ikan layar disebut Istiophorus platypterus. White marlin atau marlin putih (Tetrapturus albidus). Dan swordfish atau ikan todak dengan nama latin Xiphias galduys Linnaeus. Masih ada lagi stripped marlin (Tetrapturus audax) dan spearfish (Tetrapturus pfiuegeri / Tetrapturus angustirostris / Tetrapturus belone).Sail Fish atau Ikan Layar (Istiophorus platypterus)
Setuhuk Hitam (Makaira indica)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Makairae
Genus:
Makaira
Spesies:
Makaira indica
Makaira indica
Linnaeus, 1758

Ikan ini yang terdapat di Samudra Hindia dan menjadi buruan dalam kegiatan hobi olahraga memancing di Pelabuhan Ratu. Selain di situ juga terdapat di Samudra Pasifik. Berada pada air dengan suhu 21-30 derajat Celcius dan jarang dijumpai di perairan dingin.
Ikan ini dapat dengan cepat diidentifikasi karena ini satu-satunya marlin yang memiliki sirip punggung yang kaku. Sirip ini tidak bisa dilipat ke badannya. Garis punggungnya jarang sekali tampak jelas pada ikan dewasa. Punggungnya berwarna biru tua yang langsung berubah warna menjadi putih pada garis punggung. Jika sedang melompat atau sedang makan maka akan terlihat garis biru yang samar di sisinya.
Makanannya terdiri dari sotong, makarel, bonito, ikan terbang.Marlin hitam memiliki tenaga, ukuran dan ketangguhan yang menjadi tantangan pemancing. Ikan ini dikenal dengan kecepatan renangnya dan diikuti gerak menyelam yang dalam. Ikan terbesar yang pernah ditangkap beratnya mencapai 700 kilogram, sekitar lima kali berat marlin umumnya, di Cabo Blanco, Peru pada 4 Agustus 1953.
Blue Marlin atau Marlin Biru (Makaira nigircan)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Makairae
Genus:
Makaira
Spesies:
Makaira indica
Makaira indica
Linnaeus, 1758

Ikan marlin biru terbesar yang pernah ditangkap beratnya 637 kilogram di Vitoria, Brazil 29 Februari 1992. Ikan ini hidup pada perairan hangat. Ikan ini tidak seperti marlin hitam dijumpai juga di Samudra Atlantik berada pada kawasan tropik dari samudra itu. Ikan ini tidak terdapat di kawasan perairan Pelabuhan Ratu.
Ciri ikan ini adalah sirip pektoralnya tidak pernah kaku, bahkan ketika telah mati masih bisa dilipat ke dalam tubuhnya. Sirip dorsalnya tinggi dan tajam, tingginya lebih dari lebarnya tubuh ikan. Sirip ekornya besar dan berujung tajam.
Ikan jenis ini termasuk petarung agresif yang kerap kali melompat ke udara, seakan-akan tidak kenal lelah,Mereka berenang dengan cepat dan kuat.

White Marlin atau Marlin Loreng (Tetrapturus albidus)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Makairae
Genus:
Makaira
Spesies:
Tetrapturus albidus
Tetrapturus albidus
Linnaeus, 1758

Biasanya berat maksimum ikan dewasa jantan hanya 90 kilogram. Sedangkan yang betina sebagaimana ikan-ikan jenis ini bisa tumbuh menjadi raksasa. Ikan terbesar yang pernah ditangkap beratnya hanya sekitar 82,3 kilogram yang juga didapat di Vitoria, Brasil pada 8 Desember 1979.
Ikan ini tersebar di Samudra Atlantik, Teluk Meksiko dan Laut Karibia serta juga di Laut Tengah di Eropa. Ikan ini bisa bermigrasi ke perairan tropis. Dan kerap berada dekat dengan pantai.
Ciri yang paling menonjol adalah sirip dorsal, pektoral dan ekornya berbentuk bulat bukan tajam. Sirip pektoralnya dapat dibengkokkan hingga rapat dengan tubuhnya. Garis sisinya sangat jelas. Warna ikan ini lebih mendekati warna hijau dibandingkan marlin lainnya.


swordfish atau Ikan Todak (Xiphias galduys Linnaeus)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Xiphiidae
Genus:
Xiphias
Spesies:
X. gladius
Xiphias gladius
Linnaeus, 1758

Nama ilmiahnya berasal dari paruhnya yang panjang dan tajam menyerupai pedang (Latin gladius) atau tombak. Pedang tersebut bersama dengan bentuk tubuh yang melancip memungkinkan ikan todak menyibak air dengan mudah dan lincah. Berlawanan dengan kepercayaan, pedangnya itu tidak dipakai menombak, melainkan untuk memukul untuk melukai mangsanya, untuk membuat mangsa tersebut mudah ditangkap. Untuk menangkap mangsanya, ikan todak sangat bergantung pada kecepatannya yang dapat mencapai 80 kilometer per jam serta kelincahan dalam air.Ikan ini pun di juluki ikan tercepat di laut. Satu penggunaan untuk pertahanan yang mungkin dari pedangnya adalah melindungi dirinya dari pemangsa alaminya yang sedikit. Hiu mako sirip-pendek adalah salah satu binatang laut jarang yang cukup besar dan cepat untuk mengejar dan membunuh seekor ikan todak, namun hiu itu tidak selalu menang. Kadang-kadang, saat berjuang melawan seekor hiu, seekor ikan todak dapat membunuh hiu tersebut dengan menusuknya di insang atau perut.
Todak betina lebih besar dari yang jantan, dengan jantan yang lebih berat dari 135 kg jarang ditemukan. Ikan todak betina dewasa pada umur 4-5 tahun di Pasifik barat-laut sementara jantan dewasa sekitar umur 3 sampai 4 tahun. Di Pasifik Utara, pemijahan berkelompok terjadi di air yang lebih hangat daripada 24 °C dari bulan Maret hingga Juli dan sepanjang tahun di Pasifik katulistiwa. Ikan todak dewasa mencari makan yang berupa ikan pelagis seperti tuna kecil, lemadang, barakuda, dan ikan terbang, makarel, dan juga spesies bentik seperti hake dan rockfish. Jika ada, cumi-cumi juga mangsa yang penting. Ikan todak dewasa dianggap memiliki sedikit pemangsa, sedangkan ikan todak muda sangat rentan dimangsa oleh ikan pelagis besar.

Ikan todak bukan ikan yang hidup berkelompok. Mereka berenang sendirian dan dalam pengelompokan yang berjauhan, terpisah sekitar 10 meter dari ikan todak tetangganya. Mereka sering ditemukan berjemur di permukaan, mengudarakan sirip punggung pertamanya. Penumpang kapal melaporkan hal ini sebagai pemandangan indah, seperti lompatan kuatnya yang membuat spesies ini dikenal. Lompatan ini oleh beberapa peneliti dianggap untuk melepaskan hama, seperti remora atau lamprey. Lompatan itu juga bisa menjadi cara ikan todak makan di permukaan dengan mengejutkan ikan kecil saat todak itu melompat dari air, membuat ikan kecil tersebut lebih mudah ditangkap untuk dimakan.Meskipun ikan todak termasuk hewan berdarah dingin, mereka mempunyai organ khusus dekat mata untuk menghangatkan mata dan juga otak mereka. Suhu 10 sampai 15 °C di atas suhu air sekitarnya telah diukur. Pemanasan mata meningkatkan penglihatannya, dan meningkatkan kemampuannya dalam menagkap mangsa.

Ikan todak makan setiap hari, seringkali pada malam hari saat mereka naik ke permukan dan air dekat permukaan untuk mencari ikan yang lebih kecil. Mereka telah diaamati bergerak melewati sekawanan ikan, menebaskan pedangnya untuk membunuh atau mengejutkan mangsanya. Di Atlantik Utara bagian barat, cumi-cumi merupakan makanannya yang populer. Ikan seperti menhaden, makerel, bluefish, silver hake, butterfish, dan hering juga merupakan makanan ikan todak.

Berat maksimum ikan ini mencapai 682 kilogram, dan yang terberat ditangkap di Iquique, Cili seberat 537 kilogram. Cucutnya paling panjang, lurus dan lebar. Hidup pada suhu 13 hingga 22 derajat Celcius. Ikan ini ditemukan di hampir semua perairan di permukaan bumi.

Ciri paling mudah adalah sungut tajam yang menyerupai pedang. Pedang ini digunakan untuk bertahan atau membunuh, menyerang mangsanya. Makannya seperti marlin lainnya berupa sotong, lumba-lumba, dan makarel.
Punggungnya bisa berwarna coklat tua, perunggu, ungu metalik, biru keabu-abuan atau hitam sama sekali. Sisinya bisa gelap, dan bagian bawahnya putih.
Ikan ini mudah takut oleh kedatangan kapal dan tingkahnya tidak menentu walau jarang sekali mereka menyerang kapal. Sungutnya kerap digunakan untuk memotong tali pancing.
Kini populasi marlin jauh berkurang. Jumlah ini tergantung pada si pemancing. Jika dia baru pertama kali dapat marlin, dia ingin berfoto dengan hasil tangkapannya. Untuk ini tentunya tidak akan dilepas karena harus dibawa ke pelabuhan. Sebetulnya yang paling membuat populasinya turun drastis, menurut Dadi, adalah commercial fishing, atau tertangkap jala. ”Ikan marlin memang enak. Dia merupakan perpaduan antara daging tuna dan tenggiri. Steaknya kan terkenal sekali.”
Sebagian besar ke lima ikan pelagis besar tesebut umumnya di tangkap menggunakan alat tangkap pancing ( long line, pole and line), namun tidak menutup kemungkinan ikan ikan tersebut di tangkap dengan menggunakan alat tangkap lainnya seperti purse seine atau pun dengan gill net ini di sebabkan mungkin ikan tersebut berada dalam area penangkapan tersebut ataupun mungkin disebabkan terpisahnya ikan ikan tersebut dari gerombolan ikan ikan lainnya.


BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
            Ikan marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scombroid fish”, yang terdiri dari ±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di seluruh dunia. Ada beberapa jenis ikan marlin. Black marlin atau marlin hitam dalam bahasa ilmiah disebut Makaira indica. Kemudian ada blue marlin atau marlin biru (Makaira nigircan). Sailfish atau ikan layar disebut Istiophorus platypterus. White marlin atau marlin putih (Tetrapturus albidus). Dan swordfish atau ikan todak dengan nama latin Xiphias galduys Linnaeus. Masih ada lagi stripped marlin (Tetrapturus audax) dan spearfish (Tetrapturus pfiuegeri / Tetrapturus angustirostris / Tetrapturus belone).Sail Fish atau Ikan Layar (Istiophorus platypterus).
Ikan ini yang terdapat di Samudra Hindia dan menjadi buruan dalam kegiatan hobi olahraga memancing di Pelabuhan Ratu. Selain di situ juga terdapat di Samudra Pasifik. Berada pada air dengan suhu 21-30 derajat Celcius dan jarang dijumpai di perairan dingin. Ikan ini dapat dengan cepat diidentifikasi karena ini satu-satunya marlin yang memiliki sirip punggung yang kaku. Sirip ini tidak bisa dilipat ke badannya. Garis punggungnya jarang sekali tampak jelas pada ikan dewasa.

Sebagian besar ke lima ikan pelagis besar tesebut umumnya di tangkap menggunakan alat tangkap pancing ( long line, pole and line), namun tidak menutup kemungkinan ikan ikan tersebut di tangkap dengan menggunakan alat tangkap lainnya seperti purse seine atau pun dengan gill net ini di sebabkan mungkin ikan tersebut berada dalam area penangkapan tersebut ataupun mungkin disebabkan terpisahnya ikan ikan tersebut dari gerombolan ikan ikan lainnya.

b. Saran
            untuk menjaga keseimbangan alam khususnya menjaga kelestarian ke lima ikan pelagis besar tersebut maka seharusnya dalam penangkapan harus juga diikuti dengan upaya restocking, harus dengan menggunakan aturan aturan yang memaksakan para pemancing agar hanya bisa menangkap dengan ukuran minimal tertentu.


DAFTAR PUSTAKA
http://nagisaariari.blogspot.com/2010_12_01_archive.html : Di akses pada tanggal 13 september 2012 / 22:15



http://acmadfish.blogspot.com/2011/01/pengaruh-global-warming-terhadap-ikan.html
: tanggal 14 september 2012 / 08:20

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/12975289/daerahpenangkapanikanpelagis.zip.html : tanggal 14 september 2012 / 09:13

http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/96-musim-penangkapan-ikan-pelagis-besar.html : tanggal 14 september 2012 / 13:50

http://www.forumbebas.com/thread-112440.html : tanggal 14 september 2012 / 15:12

http://pondok-munzir.blogspot.com/2009/06/daerah-penangkapan-ikan.html : tanggal 14 september 2012 / 15:21


Makalah

IKAN SETUHUK (Makaira sp) dan IKAN PEDANG (Xiphius gladius Linnaeus)

                                                        Nama                 : Arizal Pratama
                                                                NIM                    : L23111252
                                                                Prog. Studi          : Pemanfaatan SD. Perikanan
                                                                Kelompok           : IX (Sembilan)


MATA KULIAH HASIL HASIL PERIKANAN
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
          Alhamdulillah, dengan segala puji bagi tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, tugas Mata Kuliah Hasil Hasil Perikanan yaitu makalah “IKAN SETUHUK (Xiphias sp)”, dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
            Makalah ini di susun sebagai usaha untuk melengkapi dan memenuhi tugas mata kuliah hasil hasil perikanan sebagai mahasiswa program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan jurusan perikanan fakultas Ilmu Kelautan Dan perikanan Universitas Hasanuddin Makassar.
            Makalah ini membahas tentang spesifikasi Susunan Klasifikasi, ciri biologi dan morfologi, Habitat dan Penyebarannya, serta alat yang digunakan untuk melakukan penangkapan terhadap ikan tersebut.
            Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tulus kepada teman yang dengan ikhlas membantu (Muhammad Syaefuddin Kamil, Sapir Ariandi, Hamzah, Junedi) atas segala saran dan koreksinya.
            Penulis yakin bahwa dalam penyusunannya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan harapan, oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, segala saran-saran yang konstruktif dalam penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan demi penyempurnaan di masa-masa mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya dan pribadi. Amin.









BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
            Ikan Pelagis besar adalah ikan yang umumnya berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200m. Ikan pada pelagis besar umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Sumberdaya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu Ikan Pelagis Besar seperti kelompok Tuna (Thunidae) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis), kelompok Marlin/Setuhuk (Xiphias sp), kelompok Tongkol (Euthynnus sp) dan Tenggiri (Scomberomorus spp.
Ikan pelagis (pelagic fish) disebut juga ikan berminyak adalah ikan yang memiliki minyak di jaringan tubuh mereka dan dalam rongga perut di sekitar usus. Fillet mereka mengandung hingga 30 persen minyak, meskipun angka ini bervariasi baik di dalam dan antar spesies. Contohnya termasuk tengiri, marlin/setuhuk, wahoo, tuna, sarden, salmon, trout, ikan teri, dan barakuda.
Ikan pelagis besar biasanya dapat ditemukan dekat terumbu karang atau tubiran dimana arus hangat dekat perairan pantai. Juga ditemukan di laut terbuka dengan suhu yang berubah ubah, bahkan ada beberapa ikan pelagis besar di terumbu yang dalam. Ikan pelagis besar: Ikan tuna, cakalang dan cucut ditangkap dengan teknik memancing: pancing trolling atau tonda. Umpan buatan yang umum dipakai untuk mencari ikan pelagis besar adalah: Poppers, Plugs, Crankbaits, Spooner serta Trolling lures memakai Rapala ™ dan Konahead : untuk ikan sejenis Marlin/setuhuk, Layaran dan Lemadang.
            Penyebaran ikan pelagis di Indonesia merata di seluruh perairan, namun ada beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti Cakalang (Katsuwonus pelamis), kelompok Marlin/Setuhuk (Makaira sp) dan Ikan pedang (xiphius gladius Linneus) banyak tertangkap di Selat Bali, Makassar, Ambon dan Laut Jawa, Selat Malaka dan Kalimantan, di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat. Menurut data wilayah pengelolaan FKKPS maka ikan layang banyak tertangkap di Laut Pasifik, teri di Samudera Hindia dan kembung di Selat Malaka.





b. Rumusan Masalah
·         Klasifikasi ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
·         Ciri Morfologi ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
·         Habitat dan Penyebaran ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
·         Alat tangkap yg digunakan untuk menangkap ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
c. Tujuan
1.      Mengetahui Klasifikasi dari ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
2.      Mengetahui ciri morfologi ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
3.      Mengetahui habitat dan penyebaran ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).
4.      Megetahui alat tangkap untuk penangkapan ikan setuhuk (Makaira sp) dan Ikan Pedang (XIphias gladius).


BAB II
PEMBAHASAN
a. Ikan Setuhuk (Makaira sp).
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Makairae
Genus:
Makaira
Spesies:
Makaira sp
Makaira sp
Linnaeus, 1758
Ikan marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scombroid fish”, yang terdiri dari ±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di seluruh dunia, dikedalaman 400-500 meter dibawah permukaan laut dan mengadakan migrasi (ruaya) untuk bertelur. Badannya berbentuk cerutu dan panjangnya kira-kira 14,5 ft (4,5 meter) dan beratnya mencapai 1190 pounds (540 kg) untuk marlin terbesar yang pernah ditemukan. Ikan ini termasuk ikan perenang cepat, dan termasuk ikan pemakan daging atau karnivora (Abdiawan 2008).
Ada beberapa jenis ikan marlin. Black marlin atau marlin hitam dalam bahasa ilmiah disebut Makaira indica. Kemudian ada blue marlin atau marlin biru (Makaira nigircan). Sailfish atau ikan layar disebut Istiophorus platypterus. White marlin atau marlin putih (Tetrapturus albidus). Dan swordfish atau ikan todak dengan nama latin Xiphias galduys Linnaeus. Masih ada lagi stripped marlin (Tetrapturus audax) dan spearfish (Tetrapturus pfiuegeri / Tetrapturus angustirostris / Tetrapturus belone).Sail Fish atau Ikan Layar (Istiophorus platypterus)
Setuhuk Hitam (Makaira indica)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Makairae
Genus:
Makaira
Spesies:
Makaira indica
Makaira indica
Linnaeus, 1758

Ikan ini yang terdapat di Samudra Hindia dan menjadi buruan dalam kegiatan hobi olahraga memancing di Pelabuhan Ratu. Selain di situ juga terdapat di Samudra Pasifik. Berada pada air dengan suhu 21-30 derajat Celcius dan jarang dijumpai di perairan dingin.
Ikan ini dapat dengan cepat diidentifikasi karena ini satu-satunya marlin yang memiliki sirip punggung yang kaku. Sirip ini tidak bisa dilipat ke badannya. Garis punggungnya jarang sekali tampak jelas pada ikan dewasa. Punggungnya berwarna biru tua yang langsung berubah warna menjadi putih pada garis punggung. Jika sedang melompat atau sedang makan maka akan terlihat garis biru yang samar di sisinya.
Makanannya terdiri dari sotong, makarel, bonito, ikan terbang.Marlin hitam memiliki tenaga, ukuran dan ketangguhan yang menjadi tantangan pemancing. Ikan ini dikenal dengan kecepatan renangnya dan diikuti gerak menyelam yang dalam. Ikan terbesar yang pernah ditangkap beratnya mencapai 700 kilogram, sekitar lima kali berat marlin umumnya, di Cabo Blanco, Peru pada 4 Agustus 1953.
Blue Marlin atau Marlin Biru (Makaira nigircan)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Makairae
Genus:
Makaira
Spesies:
Makaira indica
Makaira indica
Linnaeus, 1758

Ikan marlin biru terbesar yang pernah ditangkap beratnya 637 kilogram di Vitoria, Brazil 29 Februari 1992. Ikan ini hidup pada perairan hangat. Ikan ini tidak seperti marlin hitam dijumpai juga di Samudra Atlantik berada pada kawasan tropik dari samudra itu. Ikan ini tidak terdapat di kawasan perairan Pelabuhan Ratu.
Ciri ikan ini adalah sirip pektoralnya tidak pernah kaku, bahkan ketika telah mati masih bisa dilipat ke dalam tubuhnya. Sirip dorsalnya tinggi dan tajam, tingginya lebih dari lebarnya tubuh ikan. Sirip ekornya besar dan berujung tajam.
Ikan jenis ini termasuk petarung agresif yang kerap kali melompat ke udara, seakan-akan tidak kenal lelah,Mereka berenang dengan cepat dan kuat.

White Marlin atau Marlin Loreng (Tetrapturus albidus)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Makairae
Genus:
Makaira
Spesies:
Tetrapturus albidus
Tetrapturus albidus
Linnaeus, 1758

Biasanya berat maksimum ikan dewasa jantan hanya 90 kilogram. Sedangkan yang betina sebagaimana ikan-ikan jenis ini bisa tumbuh menjadi raksasa. Ikan terbesar yang pernah ditangkap beratnya hanya sekitar 82,3 kilogram yang juga didapat di Vitoria, Brasil pada 8 Desember 1979.
Ikan ini tersebar di Samudra Atlantik, Teluk Meksiko dan Laut Karibia serta juga di Laut Tengah di Eropa. Ikan ini bisa bermigrasi ke perairan tropis. Dan kerap berada dekat dengan pantai.
Ciri yang paling menonjol adalah sirip dorsal, pektoral dan ekornya berbentuk bulat bukan tajam. Sirip pektoralnya dapat dibengkokkan hingga rapat dengan tubuhnya. Garis sisinya sangat jelas. Warna ikan ini lebih mendekati warna hijau dibandingkan marlin lainnya.


swordfish atau Ikan Todak (Xiphias galduys Linnaeus)
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Xiphiidae
Genus:
Xiphias
Spesies:
X. gladius
Xiphias gladius
Linnaeus, 1758

Nama ilmiahnya berasal dari paruhnya yang panjang dan tajam menyerupai pedang (Latin gladius) atau tombak. Pedang tersebut bersama dengan bentuk tubuh yang melancip memungkinkan ikan todak menyibak air dengan mudah dan lincah. Berlawanan dengan kepercayaan, pedangnya itu tidak dipakai menombak, melainkan untuk memukul untuk melukai mangsanya, untuk membuat mangsa tersebut mudah ditangkap. Untuk menangkap mangsanya, ikan todak sangat bergantung pada kecepatannya yang dapat mencapai 80 kilometer per jam serta kelincahan dalam air.Ikan ini pun di juluki ikan tercepat di laut. Satu penggunaan untuk pertahanan yang mungkin dari pedangnya adalah melindungi dirinya dari pemangsa alaminya yang sedikit. Hiu mako sirip-pendek adalah salah satu binatang laut jarang yang cukup besar dan cepat untuk mengejar dan membunuh seekor ikan todak, namun hiu itu tidak selalu menang. Kadang-kadang, saat berjuang melawan seekor hiu, seekor ikan todak dapat membunuh hiu tersebut dengan menusuknya di insang atau perut.
Todak betina lebih besar dari yang jantan, dengan jantan yang lebih berat dari 135 kg jarang ditemukan. Ikan todak betina dewasa pada umur 4-5 tahun di Pasifik barat-laut sementara jantan dewasa sekitar umur 3 sampai 4 tahun. Di Pasifik Utara, pemijahan berkelompok terjadi di air yang lebih hangat daripada 24 °C dari bulan Maret hingga Juli dan sepanjang tahun di Pasifik katulistiwa. Ikan todak dewasa mencari makan yang berupa ikan pelagis seperti tuna kecil, lemadang, barakuda, dan ikan terbang, makarel, dan juga spesies bentik seperti hake dan rockfish. Jika ada, cumi-cumi juga mangsa yang penting. Ikan todak dewasa dianggap memiliki sedikit pemangsa, sedangkan ikan todak muda sangat rentan dimangsa oleh ikan pelagis besar.

Ikan todak bukan ikan yang hidup berkelompok. Mereka berenang sendirian dan dalam pengelompokan yang berjauhan, terpisah sekitar 10 meter dari ikan todak tetangganya. Mereka sering ditemukan berjemur di permukaan, mengudarakan sirip punggung pertamanya. Penumpang kapal melaporkan hal ini sebagai pemandangan indah, seperti lompatan kuatnya yang membuat spesies ini dikenal. Lompatan ini oleh beberapa peneliti dianggap untuk melepaskan hama, seperti remora atau lamprey. Lompatan itu juga bisa menjadi cara ikan todak makan di permukaan dengan mengejutkan ikan kecil saat todak itu melompat dari air, membuat ikan kecil tersebut lebih mudah ditangkap untuk dimakan.Meskipun ikan todak termasuk hewan berdarah dingin, mereka mempunyai organ khusus dekat mata untuk menghangatkan mata dan juga otak mereka. Suhu 10 sampai 15 °C di atas suhu air sekitarnya telah diukur. Pemanasan mata meningkatkan penglihatannya, dan meningkatkan kemampuannya dalam menagkap mangsa.

Ikan todak makan setiap hari, seringkali pada malam hari saat mereka naik ke permukan dan air dekat permukaan untuk mencari ikan yang lebih kecil. Mereka telah diaamati bergerak melewati sekawanan ikan, menebaskan pedangnya untuk membunuh atau mengejutkan mangsanya. Di Atlantik Utara bagian barat, cumi-cumi merupakan makanannya yang populer. Ikan seperti menhaden, makerel, bluefish, silver hake, butterfish, dan hering juga merupakan makanan ikan todak.

Berat maksimum ikan ini mencapai 682 kilogram, dan yang terberat ditangkap di Iquique, Cili seberat 537 kilogram. Cucutnya paling panjang, lurus dan lebar. Hidup pada suhu 13 hingga 22 derajat Celcius. Ikan ini ditemukan di hampir semua perairan di permukaan bumi.

Ciri paling mudah adalah sungut tajam yang menyerupai pedang. Pedang ini digunakan untuk bertahan atau membunuh, menyerang mangsanya. Makannya seperti marlin lainnya berupa sotong, lumba-lumba, dan makarel.
Punggungnya bisa berwarna coklat tua, perunggu, ungu metalik, biru keabu-abuan atau hitam sama sekali. Sisinya bisa gelap, dan bagian bawahnya putih.
Ikan ini mudah takut oleh kedatangan kapal dan tingkahnya tidak menentu walau jarang sekali mereka menyerang kapal. Sungutnya kerap digunakan untuk memotong tali pancing.
Kini populasi marlin jauh berkurang. Jumlah ini tergantung pada si pemancing. Jika dia baru pertama kali dapat marlin, dia ingin berfoto dengan hasil tangkapannya. Untuk ini tentunya tidak akan dilepas karena harus dibawa ke pelabuhan. Sebetulnya yang paling membuat populasinya turun drastis, menurut Dadi, adalah commercial fishing, atau tertangkap jala. ”Ikan marlin memang enak. Dia merupakan perpaduan antara daging tuna dan tenggiri. Steaknya kan terkenal sekali.”
Sebagian besar ke lima ikan pelagis besar tesebut umumnya di tangkap menggunakan alat tangkap pancing ( long line, pole and line), namun tidak menutup kemungkinan ikan ikan tersebut di tangkap dengan menggunakan alat tangkap lainnya seperti purse seine atau pun dengan gill net ini di sebabkan mungkin ikan tersebut berada dalam area penangkapan tersebut ataupun mungkin disebabkan terpisahnya ikan ikan tersebut dari gerombolan ikan ikan lainnya.


BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
            Ikan marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scombroid fish”, yang terdiri dari ±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di seluruh dunia. Ada beberapa jenis ikan marlin. Black marlin atau marlin hitam dalam bahasa ilmiah disebut Makaira indica. Kemudian ada blue marlin atau marlin biru (Makaira nigircan). Sailfish atau ikan layar disebut Istiophorus platypterus. White marlin atau marlin putih (Tetrapturus albidus). Dan swordfish atau ikan todak dengan nama latin Xiphias galduys Linnaeus. Masih ada lagi stripped marlin (Tetrapturus audax) dan spearfish (Tetrapturus pfiuegeri / Tetrapturus angustirostris / Tetrapturus belone).Sail Fish atau Ikan Layar (Istiophorus platypterus).
Ikan ini yang terdapat di Samudra Hindia dan menjadi buruan dalam kegiatan hobi olahraga memancing di Pelabuhan Ratu. Selain di situ juga terdapat di Samudra Pasifik. Berada pada air dengan suhu 21-30 derajat Celcius dan jarang dijumpai di perairan dingin. Ikan ini dapat dengan cepat diidentifikasi karena ini satu-satunya marlin yang memiliki sirip punggung yang kaku. Sirip ini tidak bisa dilipat ke badannya. Garis punggungnya jarang sekali tampak jelas pada ikan dewasa.

Sebagian besar ke lima ikan pelagis besar tesebut umumnya di tangkap menggunakan alat tangkap pancing ( long line, pole and line), namun tidak menutup kemungkinan ikan ikan tersebut di tangkap dengan menggunakan alat tangkap lainnya seperti purse seine atau pun dengan gill net ini di sebabkan mungkin ikan tersebut berada dalam area penangkapan tersebut ataupun mungkin disebabkan terpisahnya ikan ikan tersebut dari gerombolan ikan ikan lainnya.

b. Saran
            untuk menjaga keseimbangan alam khususnya menjaga kelestarian ke lima ikan pelagis besar tersebut maka seharusnya dalam penangkapan harus juga diikuti dengan upaya restocking, harus dengan menggunakan aturan aturan yang memaksakan para pemancing agar hanya bisa menangkap dengan ukuran minimal tertentu.


DAFTAR PUSTAKA
http://nagisaariari.blogspot.com/2010_12_01_archive.html : Di akses pada tanggal 13 september 2012 / 22:15



http://acmadfish.blogspot.com/2011/01/pengaruh-global-warming-terhadap-ikan.html
: tanggal 14 september 2012 / 08:20

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/12975289/daerahpenangkapanikanpelagis.zip.html : tanggal 14 september 2012 / 09:13

http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/96-musim-penangkapan-ikan-pelagis-besar.html : tanggal 14 september 2012 / 13:50

http://www.forumbebas.com/thread-112440.html : tanggal 14 september 2012 / 15:12

http://pondok-munzir.blogspot.com/2009/06/daerah-penangkapan-ikan.html : tanggal 14 september 2012 / 15:21